Pada tanggal 13 April 2025, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin menjadi tuan rumah bagi Seminar Ilmiah Nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Laboratorium Medik (HIMA TLM) Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, bekerjasama dengan IMATELKI DPW Kalsel, AIPTLMI Regional VI Kalimantan, serta DPW PATELKI Kalimantan Selatan. Kegiatan yang bertemakan "Peran Teknologi Laboratorium Medik dalam Eliminasi Malaria: Sinergi Akademisi, Praktisi, dan Organisasi Mahasiswa IMATELKI" ini diadakan di Aula 4 Poltekkes Kemenkes Banjarmasin dan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Acara ini juga diselenggarakan secara hybrid, memungkinkan partisipasi peserta baik secara langsung maupun daring.
Seminar ini resmi dibuka oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Banjarmasin, Bapak Dr. H. Andi Parellangi, S.Kep., Ners., M.Kes., MH., yang menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin antara akademisi, praktisi, dan organisasi mahasiswa dalam upaya eliminasi malaria. "Seminar ini menjadi momentum penting dalam mempererat kerjasama lintas sektor yang sangat diperlukan dalam mengatasi tantangan besar seperti malaria. Teknologi laboratorium medik, khususnya dalam hal deteksi dan diagnosis, memainkan peran kunci dalam strategi eliminasi malaria di Kalimantan Selatan," ujarnya.
Acara ini juga menghadirkan empat pembicara utama yang merupakan pakar di bidangnya. Bapak Fadlullah, A.Md.AK, tenaga kesehatan dari Puskesmas Simpang Empat Batu Licin, Kabupaten Tanah Bumbu yang mengangkat topik "Tantangan dan Strategi Diagnostik Malaria di Wilayah Endemis Kalimantan Selatan." Beliau dengan segala pengalaman yang sudah lama di lapangan, memaparkan berbagai tantangan dalam mendeteksi dan menangani kasus malaria di wilayah endemis, serta pentingnya pemanfaatan teknologi diagnostik terkini seperti PCR dan mikroskopi digital.
Sementara itu, Bapak Yudi Yahya, S.Si., M.Biomed, dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, membahas "Inovasi Teknologi Diagnostik Malaria dan Peran Riset dalam Eliminasi Malaria." Pembahasan ini menyoroti kemajuan teknologi dalam deteksi malaria, serta bagaimana penelitian akademik dapat menghasilkan inovasi yang berperan besar dalam kebijakan kesehatan masyarakat.
Ketua AIPTLMI Regional VI Kalimantan, Bapak Haitami, S.Si., M.Sc., juga turut memberikan paparan yang mengangkat tema "Kolaborasi Profesi dan Akademisi dalam Mewujudkan Eliminasi Malaria di Indonesia." Dalam materi ini, beliau menekankan pentingnya sinergi antara profesi laboratorium medik, akademisi, dan organisasi profesi dalam upaya memperkuat kebijakan nasional yang mendukung eliminasi malaria.
Sebagai pemateri terakhir, Bapak Dede Hermawan, perwakilan dari PT. Kharisma Utama, yang langsung datang dari Jakarta, memberikan presentasi tentang "Inovasi Mikroskopi dalam Diagnosis Malaria: Teknologi Canggih untuk Deteksi yang Lebih Akurat." Beliau menjelaskan bagaimana teknologi mikroskopi modern, termasuk mikroskop dengan dukungan digital dan kecerdasan buatan, dapat meningkatkan ketepatan diagnosa malaria, serta peran penting mikroskop dalam pemeriksaan parasit Plasmodium.
Dengan menghadirkan berbagai perspektif, seminar ini berhasil membuka diskusi yang produktif tentang tantangan dan peluang dalam eliminasi malaria di Kalimantan Selatan. Kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan organisasi mahasiswa, seperti IMATELKI, menjadi kunci utama dalam mempercepat pencapaian tujuan kesehatan nasional, khususnya dalam mengurangi angka kasus malaria. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan dunia kesehatan di Indonesia.